Membacakan dan Mendengarkan Jakarta

Penulis: Anggraeni Widhiasih | Editor: Manshur Zikri

Sekiranya dalam kurun waktu dua jam, tiga cerita pendek di bagian awal buku kumpulan cerpen Cerita dari Jakarta karya Pramoedya Ananta Toer (terbitan Hasta Mitra, 2002) dibaca secara bersama-sama oleh peserta Klub Baca Buku Untuk Semua, Rabu malam (14 Desember, 2016). Sekali lagi, garasi rumah Otty, yang sekarang menjadi Perpustakaan Forum Lenteng, menjadi “telinga” yang mendengarkan tujuh orang manusia—yakni, saya sendiri, Otty, Melisa, Zikri, Hanif, Pingkan, dan Ferry (seorang seniman dari Aceh yang sedang berkunjung ke Forum Lenteng)—membacakan tulisan yang dikoleksi Forum Lenteng.

Lewat pembacaan bergilir cerpen-cerpen Pram—ditulis oleh sang sastrawan pada kisaran 1948-1956—itu, nuansa Jakarta di akhir tahun 40-an hingga awal 50-an seolah dihidupkan kembali. Tak jarang suasana kolonial Belanda serta imajinasi tentang Jakarta di awal era kemerdekaan Indonesia pun bermunculan dalam cerita yang dibacakan.

“Kalau gue suka ‘Jongos dan Babu’, cerpen yang pertama,” jawab Pingkan, saat saya tanya ke beberapa partisipan klub baca malam ini. “Karena kecintaan mereka terhadap laki-laki bule, yang Belanda, yang matanya biru. Dan gue merasa dekat dengan orang Manado yang menggunakan beberapa kata dari bahasa Belanda jadi bahasa Manado,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Otty Widasari menyukai cerpen dengan judul yang sama. Menurutnya, karakter sosial manusia Indonesia pascakemerdekaan Indonesia tergambarkan dengan apik lewat pendekatan yang etnosentris di cerpen tersebut. Lebih jauh lagi, menurut saya, cerpen ini memang mengulas gap karakter fisik sekaligus strata sosial antara orang-orang kulit putih (atau kaum penjajah dari Barat) dan orang-orang Indonesia. Cerita ini menjadi sebuah refleksi kritis tentang supremasi kulit putih (dan kaum penjajah) yang bahkan mampu membuat pribumi malah ingin menjadi seperti mereka.

Sayangnya, edisi tadaruz buku kumpulan cerpen tersebut masih belum selesai. Kami semua berencana akan melanjutkan aktivitas membaca buku berjamaah besok malam, Kamis (15 Desember, 2016) di waktu yang sama, yaitu pukul 19.00 WIB. Masih pula di lokasi yang sama walau mungkin dengan beberapa orang peserta yang berbeda. Kamu pun, jika mau, bisa ikut serta menjadi partisipan Klub Baca berikutnya.***

A Note On Reading
Menuntaskan Cerita dari Jakarta