Mengunjungi Keajaiban Teluk Meksiko

Penulis: Pingkan Polla 

Malam itu, Rabu, 8 Maret 2017, garasi rumah Otty yang dijadikan Perpustakaan Forum Lenteng kembali diisi muda-mudi yang kali ini merindukan laut. Ya, pada edisi ke-14 ini, Klub Baca Buku Untuk Semua akhirnya membacakan karya Ernest Hemingway yang membuatnya meraih penghargaan Pulitzer di tahun 1953, yaitu Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and The Sea). Pembacaan buku ini dihadiri oleh Anggra, Rayhan, Pingkan, Asti, Melisa, Ika, dan kemudian menyusul Hanif.

Suasana saat Klub Baca #14 dimulai

Buku setebal sekitar 105 halaman ini kami habiskan dalam waktu 3 jam saja dan menceritakan kisah tentang seorang lelaki tua yang telah 84 hari melaut tanpa berhasil memanen ikan. Cerita yang berlatar di Teluk Meksiko ini juga menggambarkan petualangan lelaki tua tersebut yang ditinggalkan muridnya, Manolin. Lelaki tua itu kemudian memutuskan untuk mencari peruntungan di laut lepas, jauh dari tempat nelayan biasa mencari ikan. Dengan perahu kecilnya, ia berjuang melawan sekumpulan hiu demi pembuktian dirinya sebagai nelayan.

Asti tengah membacakan karya “Lelaki Tua dan Laut” sementara saya membuat sketsa sembari mendengarkan. Proses Klub Baca ini juga ditayangkan live via Facebook

Saat ditanyai bagian mana yang disukai, Hanif dan Melisa sepakat untuk menyukai adegan dimana si Lelaki Tua melawan hiu. Sedangkan Ika dan Asti sama-sama menyukai hubungan antara Lelaki Tua dan Manolin. Bagi Asti, konsistensi Hemingway dalam pemisahan antara gender feminin dan maskulin juga menjadi poin penting dalam cerita itu, misal ketika Lelaki Tua bermonolog tentang ikan tangkapannya dan laut. Lain hal dengan Anggra, ia sangat menyukai saat Hemingway menggambarkan kondisi laut lewat monolog Lelaki Tua tentang burung-burung. Ia juga menyukai monolog Lelaki Tua  dalam usahanya menangkap ikan besar ketika berada di tengah lautan.

Rayhan

Hanif

Melisa

Ika

Sedangkan menurut saya, cerita ini adalah cara Hemingway mengkritik eksploitasi yang dilakukan manusia terhadap laut. Ia seolah hendak menyatakan bahwa opresi oleh manusia tak hanya dilakukan terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam tempat manusia memperoleh sumber kehidupannya sendiri. Kritik ini disajikan oleh Hemingway dengan apik lewat fiksinya.

Rayhan dan saya

Usai buku ini, kami masih akan lanjut membaca karya-karya sastra yang lain. Masih dengan lokasi dan waktu yang sama, yaitu di Perpustakaan Forum Lenteng, setiap hari Rabu (dan Kamis jika satu tak usai), pukul 11.00 WIB. Acara membaca ini turut kami siarkan pula secara langsung via facebook .Tentu kalau mau, kamu pun dipersilakan untuk bergabung membaca bersama Klub Baca Buku Untuk Semua.***

Klub Baca #14: Lelaki Tua dan Laut
Klub Baca #15: Orang Asing