Mutiara Steinbeck

Penulis: Anggraeni Widhiasih

Ini adalah kali kedua kami membaca karya John SteinbeckTapi ini menjadi kali pertama kami membaca bersama sebuah karya berbahasa Inggris. Menuruti permintaan salah seorang kawan, kami memutuskan bereksperimentasi mencari sebuah bacaan berbahasa Inggris yang tidak tebal-tebal amat. Niatannya untuk melatih pelafalan dan pendengaran terhadap Bahasa Inggris sekaligus membaca karya sastra bersama-sama.

Maka pilihan jatuh pada The Pearl (Dian Rakyat, 1995) yang hanya setebal 69 halaman. Otty, Rian, Pingkan, Melisa, Devi, Anggra, Asti, Hanif, Ragil dan Maria – anak magang dari Universitas Indonesia- berkumpul di Perpustakaan Forum Lentang pada Rabu, 1 Februari pukul 19.00 untuk membaca. Cukup dua putaran penuh, karya yang ditulis Steinbeck pada tahun 1947 ini pun tandas kami tadarusi. Beberapa kali kami berhenti sesaat untuk memperjelas pelafalan atau untuk mencari arti kata yang tidak kami ketahui.

Ditulis sepulang dari Perang Dunia II, karya ini menceritakan sebuah kisah yang menyedihkan namun pula mencerminkan sisi gelap masyarakat materialistis. Sebuah impian seorang Indian untuk anaknya agar mampu mengenyam pendidikan dan kehidupan yang baik malahan berbuah petaka. Harapan akan kehidupan bebas yang muncul bersamaan dengan sebuah mutiara harus dibayar dengan darah.

Malam itu tidak banyak diskusi, kami cuma membaca saja. Tetapi di kepala saya, sebuah kutipan dari The Pearl terus terngiang. Sebuah kutipan yang rasanya masih relevan hingga kini. Bahwa dalam sebuah masyarakat yang mencintai kebahagiaan materialis, maka kekomunalan adalah sesuatu yang sulit dicapai. Hingga pada titik menjadi sakit dan lapar adalah sebuah perkara pelik, terutama bagi mereka yang miskin secara material.

Illness, like hunger, was the enemy of poor people.

Penyakit, sebagaimana kelaparan, adalah musuh orang miskin.

[Dipetik dari The Pearl, halaman 24.]

Usai buku ini, kami masih akan lanjut membaca karya-karya sastra yang lain. Masih dengan lokasi dan waktu yang sama, yaitu di Perpustakaan Forum Lenteng, setiap hari Rabu (dan Kamis jika satu tak usai), pukul 19.00 WIB. Acara membaca ini turut kami siarkan pula secara langsung via facebook .Tentu kalau mau, kamu pun dipersilakan untuk bergabung membaca bersama Klub Baca Buku Untuk Semua.***

 

Klub Baca #10: The Pearl
Klub Baca #11: Lapar